Promovendus

Laporan : Kusman Rusmana, Humas FISIP Unpad

[pps.fisip.unpad.ac.id, 25/01/2023] Bandung – Rabu, 25 Januari 2023 (10.00),Program Doktor Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran kembali melaksanakan sidang Promosi Doktor, pada kesempatan ini Cucun Ahmad Syamsurijal yang merupakan mahasiswa Doktoral Program Studi Ilmu Administrasi Konsentrasi Ilmu Administrasi Publik resmi menyandang gelar Doktor di Universitas Padjadjaran, setelah menyelesaikan sidang promosi.

Mengawali presentasi disertasi promovendus akan mulai dengan sebuah cerita klasik yang sangat masyhur yang diceritakan dalam empat kitab suci agama samawi yaitu Taurat, Zabur, Injil, dan Al-Quran. Alkisah di sebuah kerajaan di negeri Mesir sebelum dinasti Fir’aun, seorang raja bermimpi sesuatu yang tidak biasa. Sang raja bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus. Sang raja juga melihat ada tujuh bulir gandum yang hijau-hijau dan tujuh bulir gandum yang kering kerontong. Sang raja meyakini bahwa mimpi tersebut adalah suatu pertanda untuk membuat suatu keputusan penting terkait kehidupan negerinya.

Namun sang raja beserta para penakwilnya tidak mampu menafsirkan makna tersembunyi di balik mimpi tersebut. Akhirnya sang raja mendapati seorang penakwil mimpi yang dapat menjelaskan secara terang benderang makna di balik mimpi tersebut. Takwil mimpi tersebut adalah akan tiba suatu masa di mana tanah sangat subur serta iklim sangat mendukung sehingga menghasilkan hasil panen yang sangat berlimpah. Setelah periode tersebut terlewati, maka akan tiba musim kemarau yang sangat kering dan menghabiskan semua hasil panen pada masa sebelumnya. Setelah itu, musim akan kembali normal seperti sediakala.

Jika sang raja bisa mengatur kebijakan dengan baik maka negeri Mesir akan bisa melewati musim kering tadi dengan baik. Berdasarkan pada informasi dari takwil mimpi dan kebijakan yang dibuat oleh sang penakwil mimpi tersebut, kerajaan Mesir pada waktu itu berhasil melewati turbulensi ekonomi dengan sempurna. Sang penakwil mimpi dalam kisah tersebut tidak lain adalah Nabi Yusuf AS.

Kisah Nabi Yusuf yang saya ceritakan tadi menjadi background penelitian disertasi saya. Kisah Nabi Yusuf tersebut memunculkan dua grand teori yang menjadi instrumen analisis dari disertasi ini yaitu teori The Joseph Cycle (Siklus Yusuf) dan teori Manajemen Keuangan Publik.

Konsep The Joseph Cycle memberikan gambaran yang sangat jelas kepada kita terkait fenomena siklus bisnis (business cycle). Siklus bisnis adalah suatu keniscayaan yang dapat terjadi di negara mana saja dan kapan saja dan dapat memengaruhi kondisi stabilitas perekonomian suatu negara. Untuk meredam efek buruk siklus bisnis ini diperlukan campur tangan / intervensi pemerintah.

Dalam konteks Indonesia, setidaknya Indonesia pernah mengalami empat kali siklus bisnis yang memengaruhi stabilitas ekonomi secara signifikan, bahkan satu diantaranya berujung pada krisis politik yang mengakibatkan tumbangnya rezim pemerintahan Orde Baru. Keempat krisis tersebut adalah (1) Krisis Ekonomi karena Berakhirnya “Booming” Minyak Bumi yang terjadi pada tahun 1980an, (2) Krisis Ekonomi Tahun 1997/1998, (3) Krisis Ekonomi Tahun 2008 yang disebabkan subprime mortgage di Amerika Serikat, dan, (4) Krisis Ekonomi akibat Pandemi Covid-19 pada Tahun 2020 yang lalu.

Dalam merespon berbagai krisis ekonomi tersebut, pemerintah membuat kebijakan stimulus fiskal yang diharapkan mampu memulihkan ekonomi dari masa-masa krisis dan tidak berdampak negatif terhadap kualitas kehidupan masyarakat.

Kebijakan fiskal yang dibuat oleh pemerintah memiliki peran penting dalam membuat stabilitas perekonomian. Melalui instrumen manajemen keuangan publik, pemerintah dapat memengaruhi kondisi ekonomi baik melalui sisi penawaran (supply) maupun permintaan (demand). Arah kebijakan fiskal pemerintah ini akan terlihat dalam kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang disusun pemerintah bersama DPR.

Pemerintah bisa menciptakan stabilitas ekonomi melalui APBN. Ketika kondisi ekonomi menghadapi turbulensi ekonomi, pemerintah bisa merespon turbulensi tersebut melalui kebijakan countercyclical. Terdapat dua pendekatan countercyclical yang bisa digunakan oleh pemerintah yaitu kebijakan diskresi dan kebijakan automatic stabilization atau yang juga dikenal dengan istilah automatic adjustment.

Namun hingga saat ini, Indonesia belum secara eksplisit menggunakan instrumen automatic stabilization. Oleh karena itu, efektivitas kebijakan automatic stabilization perlu dikaji secara mendalam agar dapat memberikan alternatif kebijakan dalam menghadapi krisis ekonomi.

Penelitian disertasi ini akan menjawab rumusan masalah yang diantaranya: (1) Bagaimana Manajemen Keuangan Publik berperan dalam penanganan Krisis di Indonesia? (2) Apakah kebijakan pengelolaan APBN dengan menggunakan Automatic stabilization efektif dalam penanganan krisis di Indonesia? (3) Bagaimana adaptasi manajemen keuangan publik dengan menggunakan Automatic stabilization dalam menghadapi krisis di Indonesia?

Promovendus menggunakan teori Manajemen Keuangan Publik sebagai grand theory dan Kebijakan Fiskal sebagai midle theory untuk menjawab rumusan masalah tersebut. Berdasarkan teori, Manajemen Keuangan Publik mempunyai tiga tuas yaitu informasi, proses, dan aturan (rules). Ketiga tuas inilah yang digunakan promovendus dalam menyusun disertasi ini.

Kebijakan fiskal memiliki fungsi alokasi, distribusi dan stabilisasi. Dalam fungsinya sebagai stabilisator perekonomian, kebijakan fiskal memiliki pola dalam menghadapi siklikalitas ekonomi yaitu (1) Kebijakan fiskal countercyclical; (2) procyclical; (3) dan acyclical, dimana dalam penelitian ini promovendus menggunakan kebijakan fiskal countercyclical dengan jenis automatic stabilization.

Promovendus ingin melihat sejauh mana kebijakan automatic stabilization tersebut mampu mengembalikan pertumbuhan ekonomi aktual ke nilai potensialnya. Ketika kondisi ekonomi mengalami resesi, maka kebijakan automatic stabilization dikatakan efektif jika kebijakan tersebut mampu mendorong pertumbuhan ekonomi naik sampai ke garis potensialnya, begitupun sebaliknya.

Dengan demikian maka proposisi penelitian disertasi ini adalah (1) Manajemen Keuangan Publik memiliki peran signifikan dalam setiap masa krisis, (2) Selama masa krisis, pengelolaan APBN akan lebih efektif dengan menggunakan kebijakan automatic stabilization, (3) Adaptasi kebijakan automatic stabilization dalam pengelolaan APBN dilakukan dengan memberikan Klausul Pelepasan (escape clause) yang tepat.

Penelitian dalam disertasi ini menggunakan metode campuran (mixed methods) yang menggabungkan dua bentuk penelitian yang telah ada, yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif dan strategi yang digunakan adalah embedded konkuren.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu: (1) Sumber data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari para informan; (2) Sumber data sekunder. Data sekunder yang digunakan diantaranya adalah Laporan Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan yang dikeluarkan BPS, dan Data APBN dari Kemenkeu. Data sekunder ini digunakan untuk melihat efektivitas automatic stabilization dan komponen-komponen yang paling efektif untuk penerapannya.

Melalui disertasi ini promovendus dapat menyimpulkan bahwa dalam setiap krisis ekonomi terjadi proses pembelajaran yang sangat baik sehingga respon kebijakan pemerintah pun terus semakin baik. Selama periode tahun 1990 hingga tahun 2020, Indonesia mengalami tiga kali krisis yang disebabkan oleh pemicu yang berbeda dan memiliki dampak yang berbeda pula. Krisis tersebut diantaranya adalah Krisis pada tahun 1997/1998 yang disebabkan oleh Krisis Keuangan Asia (Asian Finance Crisis/AFC)), krisis tahun 2008 yang disebabkan oleh Krisis Keuangan Global (Global Finance Crisis/GFC), dan Krisis tahun 2020 yang disebabkan oleh pandemi Covid-19.

Secara umum, pengelolaan APBN di masa krisis terus mengalami perbaikan dimana pengelolaan informasi yang pada krisis 1997/1998 tidak terkonsolidasi, kemudian semakin baik dengan adanya data secara regular dari BPS, terbangunnya Core FMIS, dan adanya UU Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan. Di sisi proses kebijakan fiskal, pada setiap masa krisis, kebijakan yang digunakan adalah kebijakan fiskal diskresioner, namun pada tahun 2009 mulai dicoba memasukkan instrumen Automatic Stabilization berupa pemicu, indikator, dampak dan alternatif kebijakan serta keputusan cepat jika terjadi krisis. Sedangkan pada sisi aturan fiskal, aturan yang digunakan sebagai acuan pada masa krisis 1997/1998 adalah ICW stbl. 1925 No. 488. Kemudian pada krisis 2008, aturan yang digunakan sebagai acuan adalah UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

Pada krisis tahun 2020, selain masih mengacu pada UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, pemerintah juga menyusun UU No. 2 Tahun 2020 tentang penetapan Perppu Covid-19. Melalui kedua UU tersebut pemerintah mampu membuat kebijakan extraordinary yang lebih responsif dan efektif dalam penanganan Covid-19 dan juga pemulihan ekonomi dengan menyusun APBN yang lebih fleksibel. Dengan kata lain, pada krisis tahun 2020 pemerintah sudah mulai mengkombinasikan kebijakan diskresi dengan automatic stabilization.

Kombinasi kebijakan diskresi dan automatic stabilization yang dibuat pemerintah untuk menghadapi pandemi Covid-19 telah menghasilkan kebijakan fiskal yang efektif. Kedua kebijakan tersebut memiliki pengaruh untuk mengembalikan pertumbuhan ekonomi aktual ke tingkat optimalnya. Oleh karena itu, masing-masing kebijakan tidak bisa berdiri sendiri. Kebijakan Automatic stabilization harus disandingkan dengan kebijakan diskresioner supaya menghasilkan efek yang lebih besar.

Temuan kajian empiris yang dilakukan oleh peneliti bisa menjadi dasar keputusan bahwa sudah saatnya pemerintah bersama DPR mengadopsi dan menggunakan instrumen kebijakan fiskal automatic stabilization dalam menyusun APBN. Tidak mudah memang, namun demi kepentingan bangsa dan negara yang lebih besar, langkah ini perlu dilakukan dan didukung oleh semua pihak termasuk pemerintah dan DPR.

Langkah adopsi kebijakan automatic stabilization di dalam penyusunan APBN harus dimasukkan ke dalam perundang-undangan khususnya undang-undang yang mengatur keuangan negara supaya posisinya menjadi kuat dan sah secara hukum. Langkah adopsi tersebut perlu memerhatikan instrumen-instrumen Manajemen Keuangan Publik yaitu informasi, proses kebijakan, dan aturan. Ketiga komponen tersebut harus dilakukan perbaikan agar tetap relevan dalam menghadapi berbagai krisis yang berpotensi menghadang pembangunan ekonomi Indonesia. Bahkan jika dibutuhkan, tidak ada salahnya jika pemerintah bersama DPR mempertimbangkan untuk melakukan revisi terhadap Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dengan memasukkan klausul pelepasan (escape clause) dengan kriteria-kriteria tertentu dan inilah yang menjadi novelty dari penelitian disertasi ini.

Pada akhirnya promovendus berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat baik dalam tataran praktis maupun akademis. Dalam tataran praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan kepada pemerintah terkait dengan pengelolaan APBN yang efektif dalam rangka menghadapi krisis, baik yang disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal, yang seringkali tidak dapat diprediksi.

Sedangkan dari sisi akademis, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan dan literatur kepustakaan di bidang Manajemen Keuangan Publik. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi peneliti lain terkait pengembangan konsep Manajemen Keuangan Publik.

Melalui hasil penelitian ini kita semua berharap munculnya para penakwil masa depan kebijakan fiskal Indonesia. Jika pada zaman Mesir kuno kita mengenal Nabi Yusuf sebagai penakwil mimpi dan penaqwil kebijakan fiskal, maka pada saat ini di Indonesia kita mengenal penakwil kebijakan fiskal yang mampu mengeluarkan Indonesia dari dua periode krisis sekaligus yaitu Srikandi Indonesia, Ibu Sri Mulyani Indrawati.

Sidang Promosi Doktor dipimpin oleh Ketua Sidang Prof. Dr. Rina Indiastuti, S.E., M.SIE. Sekretaris Sidang Dr. R. Widya Setiabudi Sumadinata, Ketua Promotor . Yogi Suprayogi Sugandi, S.Sos., M.A., Ph.D, Anggota Tim Promotor, Dr. Drs. Asep Sumaryana, M.Si. Dr. Drs. Slamet Usman Ismanto, M.Si, serta tim Oponen Ahli/Penguji yang terdiri dari Sri Mulyani Indrawati, S.E., M.Sc., Ph.D, Prof. Dr. Drs. H. Budiman Rusli, M.S. Dr. Drs. H. Heru Nurasa, M.A, Dr. Dra. Rita Myrna, M.S.Representasi Guru Besar Prof. Dr. H. Nandang Alamsah Deliarnoor, S.H., M.Hum. Disertasi yang disusun berjudul EFEKTIVITAS PENGELOLAAN APBN DENGAN MENGGUNAKAN KEBIJAKAN AUTOMATIC STABILIZATION DALAM MENGHADAPI KRISIS” yang dinyatakan lulus dengan predikat “ Pujian”

Selamat atas diraihnya gelar Doktor  kepada Dr. Cucun Ahmad Syamsyurijal, Semoga gelar dan ilmu yang didapatkan dapat berguna bagi dunia pendidikan, dan Intansi tempat bekerja.

Sumber : pps.fisip.unpad.ac.id